Kawal Keamanan dan Ketertiban Aksi Masa : 80 Personel Polres Sikka di Siagakan.

Kawal Keamanan dan Ketertiban Aksi Masa : 80 Personel Polres Sikka di Siagakan.

Tribratanewssikka.com -Maumere, 18 Januari 2025 – Puluhan mahasiswa dan aktivis yang tergabung dalam Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Tanah Ai (HIPERMATA) serta Forum Gereja (Gerakan Jaga Tanah Masyarakat Adat) Sikka menggelar aksi damai di Kota Maumere, Kabupaten Sikka. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap penggusuran rumah warga di Nangahale, Kecamatan Talibura, yang terjadi pada 22 Januari 2025.

Sejak pukul 11.00 WITA, massa mulai berkumpul di Lapangan Kota Baru, sebelum melakukan long march menuju sejumlah titik strategis di Kota Maumere. Rute aksi mencakup Jalan Kesehatan, Kampus UNIPA, Jalan Ahmad Yani, Polres Sikka, Jalan Don Juang, Jalan Anggrek, Jalan Eltari, Kantor ATR/BPN Sikka, hingga Kantor Bupati Sikka.

Dalam aksinya, para demonstran menyerukan tuntutan agar pemerintah daerah bertanggung jawab atas penggusuran yang mereka nilai sebagai pelanggaran hak masyarakat adat. Mereka membawa berbagai alat peraga seperti pengeras suara, bendera Merah Putih sebagai simbol nasionalisme, serta empat bendera Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) sebagai bentuk solidaritas dengan perjuangan masyarakat adat.

Sejumlah poster dan baliho besar juga dibentangkan, di antaranya bertuliskan: "Tanah Amin, Moret Main". "Masyarakat Adat Menggugat". "Pelanggaran HAM Berat, Komnas HAM Segera Turun". "Pemda Sikka Bertanggung Jawab, Indonesia Menggugat"

 

Koordinator aksi dari Forum Gereja, Micelson Moa Popy dan Wilfridus Iko, serta Ketua Umum HIPERMATA, Silfanus S. Gobang, menegaskan bahwa demonstrasi ini bertujuan untuk mendesak pemerintah segera menyelesaikan konflik tanah di Nangahale secara adil dan transparan.

 

Saat tiba di Polres Sikka pukul 11.30 WITA, massa melakukan orasi singkat sebelum melanjutkan perjalanan menuju Kantor ATR/BPN Sikka. Di lokasi tersebut, mereka kembali menyampaikan aspirasi dan menuntut transparansi kebijakan pertanahan di Kabupaten Sikka.

 

Aksi ini dikawal ketat oleh 80 personel Polres Sikka dan Polsek jajaran yang dipimpin langsung oleh Kasubagdal Ops Polres Sikka, AKP Valentinus Tani. Pengamanan dilakukan guna memastikan aksi berjalan tertib dan mencegah potensi gangguan keamanan. Hingga pukul 13.10 WITA, aksi tetap berlangsung damai tanpa adanya insiden bentrokan atau tindakan anarkis.

 

Para pengunjuk rasa berharap aksi ini dapat membuka mata pemerintah dan pihak berwenang agar segera turun tangan dalam menyelesaikan konflik agraria di Nangahale. Mereka juga mendesak Komnas HAM untuk segera turun ke lapangan guna menginvestigasi dugaan pelanggaran hak masyarakat adat akibat penggusuran tersebut.

 

Aksi ini menjadi momentum bagi masyarakat untuk terus mengawal kebijakan pertanahan di Kabupaten Sikka dan menuntut keadilan bagi warga yang terdampak. Para demonstran berjanji akan terus menggalang dukungan hingga tuntutan mereka mendapatkan respons nyata dari pihak berwenang. ( Cm²4 )