Kabupaten Sikka Tetapkan Status Siaga Dampak Abu Vulkanik Gunung Lewotobi, Ribuan Warga Mengungsi

Kabupaten Sikka Tetapkan Status Siaga Dampak Abu Vulkanik Gunung Lewotobi, Ribuan Warga Mengungsi

Tribratanewssikka.com - Maumere, 8 November 2024 – Pemerintah Kabupaten Sikka resmi menetapkan status Siaga Bencana sebagai respons atas dampak abu vulkanik dari erupsi Gunung Lewotobi di Kabupaten Flores Timur. 

Keputusan ini diambil melalui rapat koordinasi Forkopimda dan instansi terkait pada Kamis sore, 7 November 2024, di Aula Rokatenda, lantai II Gedung Pemda Kabupaten Sikka. 

Rapat ini dihadiri oleh Pj. Sekda Sikka Margaretha Movaldes da Maga Bapa, ST, M.Eng., Wakapolres Sikka Kompol Nofi Posu. S.H., S.I.K., M.H., Komandan Kodim 1603 Sikka, Kepala BPBD Kabupaten Sikka, serta perwakilan berbagai dinas dan lembaga lainnya.

 

Dalam rapat tersebut, seluruh pihak sepakat untuk menetapkan status Siaga di Kabupaten Sikka mengingat tingginya dampak abu vulkanik yang mulai dirasakan masyarakat, khususnya di Kecamatan Talibura dan Waigete. 

 

Abu vulkanik telah menutupi jalan, rumah, dan lahan pertanian warga, sehingga pemerintah menilai perlu segera memberikan bantuan tambahan bagi masyarakat terdampak di wilayah ini. Dampak erupsi Gunung Lewotobi telah memaksa ribuan warga Larantuka mencari tempat aman di Kabupaten Sikka. 

 

Berdasarkan data terbaru hingga 5 November 2024, tercatat sebanyak 1.802 jiwa mengungsi ke Sikka. Mereka ditampung di berbagai lokasi, di antaranya Desa Kringa dan Desa Hikong di Kecamatan Talibura, serta beberapa fasilitas umum seperti aula paroki, sekolah, dan rumah warga.

 

Pengungsi tersebut terdiri dari berbagai kelompok usia, termasuk balita, lansia, dan ibu hamil. Pihak berwenang juga mencatat satu korban meninggal dunia atas nama Rofinus Beda Tour (55 tahun) yang telah dimakamkan di Larantuka. 

 

BPBD Kabupaten Sikka bekerja sama dengan instansi terkait telah membuka dapur umum di Desa Hilong dan Desa Kringa untuk memenuhi kebutuhan makanan para pengungsi. Selain itu, bantuan berupa air bersih dan air minum turut disalurkan ke titik-titik pengungsian.

 

Selain pengungsi yang berada di lokasi penampungan utama, terdapat pula warga yang mengungsi secara mandiri ke rumah-rumah penduduk dan saudara di berbagai desa di Kabupaten Sikka. 

 

Di Desa Egon, Kecamatan Waigete, terdapat 5 kepala keluarga (KK) atau 17 jiwa yang mengungsi ke rumah kepala desa. Sementara di Desa Runut, Aibura, dan Watudiran, total ada sekitar 25 jiwa yang mengungsi secara mandiri. Data ini diperkirakan akan terus bertambah seiring masih berlangsungnya aktivitas Gunung Lewotobi.

 

Pemerintah Kabupaten Sikka, melalui BPBD, terus berupaya memberikan bantuan maksimal bagi warga terdampak. Selain bantuan dari pemerintah daerah, dukungan juga datang dari Polres Sikka, komunitas Nusa Nipa, komunitas Tionghoa, serta sejumlah yayasan sosial. 

 

Selain distribusi air bersih dan makanan, BPBD Kabupaten Sikka juga menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan petugas terkait situasi bencana ini.

 

Dengan status Siaga Bencana yang berlaku, Pemkab Sikka berharap seluruh lapisan masyarakat dapat bersinergi dalam menangani dampak erupsi ini, khususnya di empat kecamatan terdampak abu vulkanik: Waigete, Talibura, Mapitara, dan Doreng. Hingga saat ini, kondisi di wilayah terdampak masih terkendali dan rapat koordinasi ini ditutup pada pukul 17.45 WITA dengan situasi yang aman. ( Cm²4 )