Polres Sikka Kawal Aksi Damai Masyarakat Adat Soge Natar Mage dan Goban Runut, Tuntut Pembatalan HGU PT Krisrama

Tribratanewssikka.com - Maumere, 24 September 2024 – Sekitar 100 orang perwakilan Masyarakat Adat Suku Soge Natar Mage dan Suku Goban Runut menggelar aksi damai di Polres Sikka dan Kantor ATR/BPN Kabupaten Sikka. Aksi ini digelar untuk menolak sepuluh Surat Keputusan (SK) Hak Guna Usaha (HGU) yang dikeluarkan oleh ATR/BPN kepada PT Krisrama, yang mencakup wilayah Desa Nangahale dan Desa Runut.

Aksi damai ini dimulai pada pukul 07.30 WITA dengan titik kumpul di Lapangan Bola Likong Gete, Kecamatan Talibura, sebelum bergerak menuju Maumere. Massa tiba di depan Mako Polres Sikka pada pukul 09.30 WITA dan diterima langsung oleh Waka Polres Sikka, Kompol Nofi Posu, S.H., S.I.K., M.H., yang didampingi Kasat Reskrim Polres Sikka dan Kapolsek Waigete.

Dalam aksi ini, perwakilan masyarakat adat menyampaikan pernyataan sikap, di antaranya mendesak Polres Sikka untuk menangani konflik agraria ini secara profesional, adil, dan tidak memihak. Mereka juga menuntut transparansi terkait tiga laporan polisi yang melibatkan warga adat dan PT Krisrama, termasuk kasus dugaan pengancaman, perusakan, dan pembakaran rumah di wilayah konflik.

Pihak Polres Sikka melalui Waka Polres, Kompol Nofi Posu, menyampaikan apresiasi atas aksi damai yang berjalan tertib serta berjanji akan menindaklanjuti laporan masyarakat adat dengan profesional, tanpa intervensi pihak manapun.

Setelah dari Mako Polres, massa bergerak menuju Kantor ATR/BPN Kabupaten Sikka pada pukul 10.25 WITA. Di sana, mereka membacakan kembali pernyataan sikap terkait penolakan terhadap SK HGU untuk PT Krisrama. Perwakilan dari ATR/BPN yang menerima delegasi massa menyatakan bahwa dokumen aduan dan permintaan pembatalan SK tersebut akan diteruskan ke Kantor Wilayah ATR/BPN Provinsi NTT, mengingat keputusan terkait HGU berada di bawah kewenangan provinsi.

 

Aksi damai ini berakhir di Monumen Tsunami Maumere pada pukul 12.00 WITA, di mana Kuasa Hukum masyarakat adat, John Balla, melakukan orasi yang menekankan pentingnya reformasi agraria sejati dan perlawanan terhadap mafia tanah. Aksi ditutup dengan damai pada pukul 13.00 WITA, dan seluruh massa kembali ke titik kumpul awal di Likong Gete.

 

Seluruh rangkaian aksi damai berjalan tertib dan aman dengan pengawalan dari Polres Sikka yang dipimpin oleh Kabag Ops Polres Sikka, AKP I Wayan Oka Deswanta, S.E., bersama personel yang ditugaskan sesuai surat perintah pengamanan.

 

Aksi ini juga merupakan bagian dari peringatan Hari Tani Nasional 2024 dan ulang tahun Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) ke-64, di mana masyarakat adat menyuarakan pentingnya reformasi agraria yang berpihak pada rakyat dan menuntut pemerintah untuk menindak tegas praktik mafia tanah di berbagai instansi terkait. (Cm²4)